Batang-Ratusan budayawan Batang melaksnakan ritual penjamasan puska kebesaranya Pemkab Batang, penjamasan tersebut sebagai tradisi masyarakat Jawa di malam satu suro yang bertepatan pula dengan bulan Muharram atau Tahun Baru Islam 2019 (3/8) sabtu malam.
Sebelum penjamasan Tombak Abirawa yang merupakan pusaka kebesaran yang berjumlah 7 pusaka utama, puluhan keris dikirab sejauh 3 km mengelilingi Pendopo Kabupaten Batang menuju Jl. Kartini - Jl Brigjen Katamso - Jl. Brigjen Katamso, Jl Kh Ahmad Dahlan - Jl. Ahmad Yani dan finis di Pendopo Pemkab.
Bupati Batang Wihaji yang memimpin jalanya ritual tersebut mengatakan, kegiatan penjamasan pusaka merupakan nguri - uri tradisi jawa agar tetap lestari, serta memperkenalkan pusaka yang dimiliki pemkab kepada masyarakat.
"Penjamasan merupakan budaya jawa yang harus dilestarikan, bukan syirik tapi untuk mempromosikan khasanah wisata budaya yang ada di Batang," jelasnya.
Ia juga mengatakan kirab budaya ini merupakan kampaye kita terhadap budaya yang kita kemas menarik yang masuk dalam kalender wisata Kabupaten Batang, untuk menyongsong visit Batang 2022 dengan tagline heaven of Asia.
"Sejarah Pusaka Tombak Abirawa merupakan pusaka kebesaran yang pada zamanya, mampu mengatasi ssegala pernasalahan dalam mbabat Kabupaten Batang," kata Wihaji
Di ceritakan pula oleh Wihaji bahwa pusaka tersebut asal usulnya dari Kabupaten Lamongan Jawa Timur, tombak ini merupakan peninggalan pendiri Kabupaten Batang yaitu, Kanjeng Sunan Raden Sayid Nur Rochma.
"Kirab ini memiliki filosofi agar generasi penerus tetap memperjuangkan Kabupaten agar lebih sejahtera tetap melayani masyaratkanya dengan Ikhlas dan prima," jelas Wihaji
Prosesi upacara kirab pusak dan ritual penjamasan dipimpin oleh Bupati Wihaji yang dihadiri oleh Wakapolres Kompol R Hartono, Kasdim 0736 Batang Mayor Inf. Raji serta kepala OPD.
Adapun kirab juga diikuti oleh komunitas Tosan Aji, ASN di Lingkungan Pemkab Batang dan Pelajar.(pen-0736)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar